Rabu, 19 Maret 2014

PEMBANGUNAN DESA

    DIDI SUKANDI (KAUR EKBANG)
RUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA HEGARMANAH MENGGUNAKAN ANALISIS  “SWOT”.

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal dan internal. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.

Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.

Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi bahan pertimbangan.
Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.

Internal
External
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Oppurtunity)
Strategi S-O
Strategi W-O
Ancaman (Threats)
Strategi S-T
Strategi W-T

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
1.  Strategi SO  (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2.   Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3.  Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.    Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Analisis Lingkungan Internal Desa Hegarmanah
Kekuatan
           Letak Desa Hegarmanah yang berada di jantung Kota Kecamatan Jatinangor yang merupakan kawasan Pendidikan dengan penduduk yang heterogen cukup mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
           Peranserta masyarakat dalam meningkatkan pembangunan di Desa Hegarmanah sudah cukup tinggi terbukti dengan banyaknya swadaya-swadaya masyarakat terutama dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana infra struktur guna kemajuan Desa. Ini semua dapat berhasil tidak lepas dari teknik pendekatan dimana Kepala Dusun sangat memegang peranan sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu sebagai kepanjang tanganan dari Kepala Desa.
            Letak Desa Hegarmanah yang cukup strategis sehingga mengundang  minat para pemilik modal untuk menginvestasikan modalnya untuk melakukan kegiatan usaha baik dibidang perdagangan maupun jasa.
Sumber daya manusia di Desa Hegarmanah cukup potensial, hal ini diakibatkan oleh pengaruh lingkungan dimana letak Desa Hegarmanah berada di kawasan pendidikan sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat.

Kelemahan
Masih banyak sarana infrastruktur yang rusak, hal ini menghambat kegiatan perekonomian masyarakat dan pembangunan desa. Salah satunya adalah belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih yang disebabkan oleh sarana dan prasarana yang belum memadai.
Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang belum dapat terselesaikan hingga sekarang karena sampai dengan saat ini masih sulit untuk menentukan tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA).
Masyarakat Desa Hegarmanah belum siap menghadapi perubahan yang terjadi secara drastis sehingga dalam persaingan ekonomi sangat tertinggal oleh pelaku-pelaku ekonomi yang datang dari luar dengan didukung oleh permodalan yang kuat.

Analisis Lingkungan Eksternal Desa Hegarmanah
Kekuatan (strengths)
Selain Alokasi Dana Desa, Hegarmanah juga mendapatkan bantuan dana lain dari Pemerintah diantaranya Raksa Desa, Modal UKM, PUAP dan PNPM-MP yang dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan pembangunan infra stuktur, social dan peningkatan perekonomian masyarakat. Dalam pelaksanan pembangunan, partisifasi masyarakat sangat menentukan. hal ini diwujudkan dengan adanya sumbangan-sumbangan baik dari masyarakat maupun dari pihak swasta yang digalang melalui pembuatan proposal maupun spontanitas yang sifatnya insidentil dan tidak mengikat.
Lokasi Desa yang strategis terletak di pusat kota Kecamatan Jatinangor yang terus berkembang kearah perkotaan berdampak pada Peningkatan PAD melalui optimalisasi asset-aset dan potensi Desa yang ada.
Di Desa Hegarmanah Telah terbentuk sebuah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang diharapkan dapat berperan aktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelemahan (weaknesses)
Dalam menghadapi perkembangan ekonomi di Desa Hegarmanah yang menjadi kelemahan diantaranya keterbatasan anggaran dan SDM mengakibatkan Warga/penduduk setempat tidak dapat bersaing dengan para pendatang yang sengaja datang ke Desa Hegarmanah dengan tujuan yang sangat jelas ditunjang dengan Spesifikasi keahlian serta permodalan yang betul-betul maksimal.

Peluang (opportunities)
Konsekwensi dari Perkembangan Jatinangor adalah menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang cukup produktif. Bagi pemerintahan tentunya berpeluang untuk Meningkatkan PAD yang signifikan, dan untuk masyarakat akan terbuka peluang-peluang usaha baik dibidang jasa maupun perdagangan.

Ancaman (threats)
Perkembangan Desa Hegarmanah menjadi kawasan Pendidikan, mengakibatkan pertumbuhan penduduk sangat pesat yang berdampak terjadinya perubahan fungsi dan tata guna tanah dimana lahan yang dulu digunakan sebagai lahan pertanian, kini berubah menjadi lahan pemukiman. Masyarakat yang dahulu matapencahariannya sebagian besar petani, akan kehilangan matapencahariannya. Jika tidak diantisipasi dengan upaya peralihan Matapencaharian maka sudah jelas angka pengangguran akan semakin meningkat.
Munculnya pelaku-pelaku ekonomi dari luar yang didukung oleh spesifikasi dan permodalan yang cukup kuat mengakibatkan masyarakat Desa Hegarmanah tidak sanggup untuk bersaing dalam bidang usaha sehingga masyarakat menjadi kurang produktif dan hanya akan menjadi objek dari dampak perkembangan tersebut.
Acaman lain yang harus diantisipasi adalah di musim penghujan. Bahaya banjir akan selalu membayangi masyarakat di karenakan perkembangan Jatinangor tidak dibarengi dengan rencana tataruang yang baik.
 
Formulasi Strategis (SWOT)
Strategi S-O
Mengefektifkan Dana-dana bantuan Pemerintah guna meningkatkan perekonomian atau daya beli masyarakat serta memanfaatkan sumber daya manusia yang cukup potensial untuk bersama-sama masyarakat lainnya dalam membangun desa dibidang Ekonomi, social maupun Fisik infrastruktur.
Pemberdayaan BUMDES merupakan suatu keharusan, Diperlukan adanya terobosan yang inovatif  melalui Penambahan Unit Kegiatan Usaha yang disesuaikan dengan perkembangan situasi.

Strategi W-O
Mengoptimalkan Dana-dana bantuan Pemerintah untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Dan dalam penaggulangan tingginya angka pengangguran, maka harus diciptakan lapangan kerja yang memanfaatkan tenaga kerja lokal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, misalnya membangun sarana air bersih dan tempat pembuangan sampah yang memadai yang dalam pengelolaannya melibatkan tenaga kerja local.
Semua itu tentunya harus disertai pula dengan upaya peningkatan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan guna mendongkrak kualitas SDM.

Strategi S-T
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang megakibatkan perubahan fungsi dan tata guna tanah harus diantisifasi dengan cara menggali potensi yang ada sehingga masyarakat menjadi produktif. Pemberdayaan BUMDES diharapkan dapat memberikan Kontribusi nyata dalam upaya peningkatan daya beli masyarakat.
Upaya penanggulangan bencana perlu diantisipasi melalui koordinasi dengan instansi terkait dengan langkah-langkah melakukan pemeliharaan/normalisasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat berfungsi secara normal. Disamping pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada, perlu juga dilakukan koordinasi dengan Instansi terkait agar dapat membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat secara umum.

Strategi W-T
Meningkatkan perekonomian masyarakat untunk mengantisifasi melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan pada masyarakat mengenai kewirausahaan dalam mengantisifasi perubahan fungsi dan tata guna tanah di wilayah Desa Hegarmanah.
Dengan keterbatasan SDM, diharapkan adanya upaya yang langsung melibatkan masyarakat dalam Pembangunan di Desa. Program-program Pemberdayaan masyarakat melalui BLM (bantuan langsung kepada Masyarakat) tentunya akan sangat bermanfaat baik secara ekonomi, social maupun fisik Infrastruktur. Hal ini tentunya harus disertai dengan pendampingan yang serius dari instansi terkait sekaligus sebagi pembelajaran bagi masyarakat agar mereka mengetahui, bertanggungjawab dan mempunyai rasa memiliki terhadap pembangunan yang ada.

by: Didi Sukandi (KAUR Ekbang); maret 2014